SELAMAT TAHUN BARU SAHABAT...!!
Sabtu, 26 Desember 2009
LIANG LAHAT
Selasa, 15 Desember 2009
Bila melihat dua makam dibawah pohon mahoni itu, pak Wardi teringat akan peristiwa yang terjadi dua bulan yang lalu saat pak Kades Cikidul meninggal dunia. Pak Wardi bersama beberapa orang warga yang bertugas menggali kubur menemui kejanggalan-kejanggalan yang tak pernah mereka temui selama ini. Sesuai amanat dari almarhum pak Kades yang meminta untuk dikuburkan disisi istri dan anaknya maka pak Wardi bersama warga yang lain menggali liang lahat disisi dua buah kuburan yang berdampingan itu. Namun baru saja mereka mulai menggali, kejanggalan sudah terjadi. Cangkul dan garpu terasa tak mampu menghujam di tanah. Permukaan tanah terasa begitu keras laksana menggali lapisan beton. Ketika diputuskan berpindah kesisi yang lainnya ternyata tetap sama. Mereka tak habis piker, mengapa itu bisa terjadi…?. Namun kejanggalan tak hanya sampai disitu. Kejanggalan kedua muncul saat tanah mulai tergali, walau tanah yang diangkat dari lubang sudah demikian banyak tapi kedalaman lubang seperti tak berubah. Belum lagi ditambah kejanggalan terakhir, mereka dapati akar pohon mahoni yang menjulur ditengah-tengah lubang seakan tak berhenti tumbuh, walau sudah beberapa kali ditebas oleh tajamnya golok. Setiap kali akar terputus karena tebasan golok dengan cepat akar itu menjulur kembali seperti semula dan kemudian memenuhi lubang kubur yang telah susah payah mereka gali.
Selengkapnya...
BERIKANLAH LEBIH
Sabtu, 05 Desember 2009
AWARD MBA FANDA
Selasa, 01 Desember 2009
BEBAN HIDUP
Minggu, 22 November 2009
“ Sabar dong bu.., aku juga sedang memikirkan itu “
“ Bagaimana aku bisa sabar, kamu mau anakmu kekurangan gizi karena tak minum susu. Lagipula uang tak akan datang kalau kamu cuma berpikir, ya..dicari dong mas..!”
“ Apa yang kau katakan benar..tapi kamu tahu sendiri hutangku sudah menumpuk dimana-mana. Aku harus cari dimana lagi..?”
“ Lho..kamu kok tanya sama aku. Kamu kan kepala keluarga.., usaha dong..! Mencuri kek, merampok kek...masa bodoh ! Aku nggak mau tahu, yang penting ada uang. Jangan sampai aku beranggapan kamu tak becus jadi kepala keluarga...!” Ujar istrinya sambil berlalu.
* * * * * * * * * *
Samar-samar terdengar azan shubuh berkumandang, lelaki itu terbangun. Namun seperti biasa lelaki itu malas membuka matanya karena suara azan itu dianggapnya hanya bunyi alarm yang mengusik tidurnya. Dan saat suara azan itu tak terdengar lagi, iapun memeluk guling dan kembali meneruskan mimpinya. Namun kali ini ia tak bisa memejamkan matanya kembali karena ia merasa tak bisa menggerakkan kedua kakinya, kakinya seperti kaku dan mati rasa. Perlahan ia membuka matanya lalu samar-samar ia melihat kaki tertimbun sebuah gundukan dari ujung jari sampai ke pangkal paha. Dalam cahaya yang remang-remang matanya menatap lamat-lamat benda apa yang menimbun kedua belah kakinya. Dan iapun terbelalak saat menyadarai bahwa gundukan itu adalah gundukan uang. Lelaki itu mengucek-ngucek kedua bola matanya lalu mencubit pipinya, ah..ini bukan mimpi..! Hatinyapun melonjak kegirangan.
* * * * * * * * *
Cahaya mentari mulai menampakkan diri dari balik rimbunnya pepohonan. Kokok ayam jantan sudah tak terdengar sejak tadi dan kini berganti nyanyian riang burung-burung kecil menyambut pagi. Lelaki itu melangkahkan kakinya menuju mesjid. Tetapi tak lama lelaki itupun kembali di dera rasa bingung dan selaksa tanya hinggap dalam benaknya. Bagaimana bila ditanya asal muasal uang ini ? Bagaimana kalau mereka tak percaya ? Apakah mereka akan menuduhku seorang pencuri atau perampok ?. Di tengah kebingungannya, lelaki itu berpapasan dengan beberapa warga. Mereka terperangah saat lelaki itu berjalan linglung kearah jalan raya.
‘’ Mas, jangan kesana mas… ! ‘’ Ujar salah satu dari mereka sedikit panik. Sang lelaki terlihat ketakutan, ia berpikir kalau orang-orang itu akan merampas uangnya. Tapi niat untuk lari tertahan karena orang itu telah memegang tasnya, sang lelaki berusaha menarik tasnya.
‘’ Lepaskan..lepaskan ! ini uangku...ini uangku...lepaskan ! ‘’ teriak sang lelaki parau.
‘’ Tenang mas..tenang. Kami tak akan mengambil uangmu, kami hanya ingin mengajakmu pulang ‘’ Ujar orang itu untuk membujuknya.
‘’ Bohong.. ! pasti kalian bohong. Tolong…Tolong ! ada perampok…’’ Teriak sang lelaki sambil menangis. Lalu terjadi tarik menarik antara sang lelaki dengan orang-orang itu. Tak lama kemudian tas butut itupun putus dan robek menjadi dua, semua isinyapun berhamburan. Sang lelaki tak dapat menguasai keseimbangan saat tasnya putus, ia terhuyung-huyung dipinggir jalan raya. Brakkk..!! Tiba-tiba sebuah mobil truk menghantam tubuh sang lelaki dan orang-orang itu hanya bisa terpana.
* * * * * * * * * *
Tubuh sang lelaki terbujur kaku di ruang tamu rumahnya. Disekelilingnya beberapa orang sedang khusyuk mengaji, seorang wanita terlihat menangis sesegukkan karena telah di tinggalkan suaminya pergi ke alam baka. “ Kita memang susah mas.., tapi mengapa harus berakhir seperti ini..” Gumam sang istri disela tangisnya. Sang istripun sangat menyesal bila ingat ia tak bisa membantu meringankan beban suaminya saat terkena PHK di kantornya. Begitu berat beban yang ditanggung suaminya, sehingga sejak dua bulan lalu suaminya jadi orang yang sangat pendiam, suka bicara sendiri dan tertawa sendiri. Tingkahnyapun semakin tak waras, semalam suntuk ia menggunting lembar-lembar kertas koran menjadi lembar-lembar kertas berbentuk lembar uang. Dan sang lelaki hampir saja mengamuk saat istrinya memintanya tidur. Sesal memang tak akan mengembalikan suami ke pelukannya, ia hanya berharap semoga suaminya kini menjadi lebih tenang. Karena kini suaminya tak lagi menanggung beban hidup.
Kampung sawah
13 Oktober 2009
AWARD DARI BECCE LAWO
Jumat, 13 November 2009
AKHIRNYA AKU BISA TENANG
Jumat, 06 November 2009
BUKAN SKENARIO
Senin, 02 November 2009
" Oke bos ! beres..tapi bila aku menginap dirumahmu, nggak ganggu neraca keuangan kan ?"
" Sialan..! tenang aja deh. Bakalan aku servis abiss.." merekapun tertawa dan setelah menutup pembicaraan mereka, Raditya langsung mengarahkan kendaraannya ke arah Pejaten Pasar Minggu menuju kediaman Anton. Anton dan Raditya telah menjadi sahabat karib sejak bersekolah di salah satu SMA kota Cirebon, begitu akrabnya mereka sehingga dimana ada Anton disitu juga ada Raditya. Bolos sekolah, nongkrong bahkan tawuranpun mereka sama-sama. Dan kini setelah lulus merekapun sama-sama merantau, Anton ke Jakarta dan meniti karir di media televisi swasta sedangkan Raditya menjadi seorang pengusaha sukses di Bandung. Anton menikahi Tania gadis teman satu SMA mereka, sehingga Raditya tak canggung dengan keluarga Anton dan seringkali saat ada keperluan bisnis di Jakarta Raditya selalu bermalam di rumah keluarga Anton. Walau sebenarnya itu bukanlah keinginannya tapi semata-mata untuk menyenangkan sahabatnya saja. Sedangkan Anton memang punya kepentingan sendiri dengan meminta Raditya selalu menginap di rumahnya bila ke Jakarta, selain menunjukkan bahwa ia tak melupakan persahabatan mereka namun jauh dilubuk hatinya Raditya dianggapnya sebuah aset. Sebagai pengusaha yang sukses tentunya dari segi finansial Raditya adalah orang yang berkecukupan, dengan begitu Anton berharap Raditya dapat membantunya memecahkan masalah yang sering ia hadapi terutama bila menghadapi masalah kesulitan keuangan. Sekian tahun bekerja Anton merasa tak mengalami perubahan, jalan ditempat dan tak ada peningkatan dari segi karir maupun finansialnya. Raditya tentunya tahu hal itu sehingga ia tak segan-segan mengucurkan uang simpanan yang dimilikinya bila Anton sewaktu-waktu membutuhkan. Terakhir Raditya membantu biaya pengobatan ibu Anton yang sakit jantung akut, kini telah sembuh dan dibawa Anton ke Jakarta," agar lebih mudah mengawasinya " ujar Anton waktu itu. Padahal Anton membawa ibunya ke Jakarta karena ayahnya sendiri telah lama meninggal sedangkan adik-adiknya yang juga sudah berkeluarga merasa keberatan merawat ibu mereka yang sakit-sakitan. Waktu itu seluruh biaya pengobatan ibu Anton serta biaya membawanya ke Jakarta semua ditanggung Raditya tanpa mengharap pamrih walau Anton berjanji akan mengembalikannya dengan cara mencicil.
" Wah.. nak Adit, sudah lama sekali ya..tidak kesini. Kemana saja ?" sambut ibu Anton ramah.
" Ah..biasalah bu, dirumah banyak pekerjaan ".
" Istrimu ndak diajak toh..?"
" Ya nggak lah bu!, anak-anak kan masih sekolah. Lagipula saya kesini ada urusan pekerjaan bukan jalan-jalan " ujar Raditya sambil tertawa.
" Ya sudah sana..kamu istirahat dulu, biar Tania yang mengantarmu ".
" Biar saya saja bu..! mari..mas, saya antar !" ajak Sandra sambil melemparkan senyum.
Setelah merapihkan barang-barang bawaannya dan istirahat sejenak, Raditya kembali ke beranda depan bergabung dengan ibu Anton dan Tania yang sudah duduk disana. Merekapun berbincang diselingi senda gurau sambil menunggu Anton pulang dari kantornya. Satu jam berselang Anton pulang dan menemui mereka yang sedang asik ngobrol.
" Wah..! sedang membicarakan aku ya.." ujar Anton.
" Ihh..ge-er banget ! siapa yang membicarakan mas Anton, iya kan bu !?" balas Tania, ibu Anton hanya tersenyum-senyum saja. Raditya menghampiri Anton yang baru saja datang dan merekapun berpelukan layaknya sahabat yang lama tak jumpa.
" Sepertinya tambah gendut saja kau..Ton !" ujar Raditya sambil menepuk-nepuk perut Anton.
" Ah..bisa saja kau. Eh..bagaimana kabar mbak Silvi juga si bungsu ?" tanya Anton.
" Syukurlah..semua sehat-sehat saja "
" Oke Dit..! aku mau kebelakang dulu. Terusin deh..ngobrolnya " ujar Anton sambil berlalu ke dalam diikuti oleh Tania. Tinggal lah Raditya bersama ibu Anton meneruskan obrolan mereka.
Hari telah meninggalkan senja, selimut malampun telah terbentang menyelimuti hamparan langit. Cahaya temaram bulan sabit tak mampu menandingi cahaya-cahaya yang berpendar dari lampu-lampu jalan dan rumah-rumah yang cukup padat di selatan Jakarta itu. Dengan ditemani istrinya, Anton masih berbincang-bincang dengan Raditya di beranda depan itu sedangkan ibu Anton dan Sandra sudah pergi tidur sejak tadi. Topik yang mereka perbincangkan juga bermacam-macam, dari kenangan mereka selama di SMA lalu tentang pekerjaan juga soal rumah tangga. Seperti biasa obrolan mereka begitu hangat, akrab diselingi canda dan tawa.
" Eh..sorry Ton !, sebelumnya aku minta maaf. Mungkin aku hanya menginap satu malam saja disini " ujar Raditya tiba-tiba.
" Lho..memangnya kenapa Dit ?"
" Besok aku ada meeting di hotel Borobudur dengan beberapa kolegaku, dan kemungkinan sampai larut malam. Aku pikir daripada aku capek bolak-balik lebih baik sekalian saja aku menginap disana. Kamu nggak keberatan kan ?"
" Ya..nggak apa-apa sih. Berapa hari meetingnya ?"
" Tergantung !, bila agenda yang akan kami bahas bisa selesai besok berarti cuma satu hari. Tapi bila belum selesai pastinya dilanjutkan keesokan harinya ".
" Oh..begitu, ya..deh !".
Setelah rasa kantuk mulai menyerang dan mata mulai terasa berat mereka sepakat untuk beristirahat. Raditya menuju ruang tidur yang terletak di lantai dua bersebelahan dengan ruang kerja Anton yang biasa ia gunakan saat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kantor atau hanya sekedar membaca buku-buku yang memang cukup banyak dan tertata rapih di rak buku. Raditya membuka gorden jendela kamar lebar-lebar, kemudian memandangi kerlap-kerlip lampu dari beberapa rumah. Juga terlihat olehnya beberapa kendaraan yang lewat karena memang rumah Anton hanya beberapa meter saja dari jalan raya alternatif yang menghubungkan Pasar Minggu ke Kalibata atau Mampang Prapatan. Walau pemandangan yang ia lihat tak seindah jika dibandingkan dengan pemandangan yang ada di Bandung, tapi itu cukup membuatnya senang. Ia merebahkan tubuhnya perlahan dan mencoba memejamkan mata, sedang Anton dan istrinya masih menonton televisi di ruang tidur mereka. Jarum jam terus berdetak, malam pun mulai merambat menapaki ujung hari. Waktu telah menunjukkan hampir tengah malam, ketika sebuah bayangan keluar dari kamar dan menutup pintunya kembali perlahan. Dengan sangat hati-hati dan berusaha tidak menimbulkan suara, bayangan itu berjalan perlahan menuju sebuah kamar lain lalu mengetuk daun pintunya.
" Kok lama sayang..?" tanya seseorang di balik pintu, sedangkan yang ditanya tak menjawab, ia hanya tersenyum lalu tanpa berlama-lama merekapun bersatu dalam pelukan.
* * * * * * * * * *
Setelah berpisah di perempatan Tugu Pancoran, Anton dan Raditya berpisah. Anton melanjutkan perjalanan ke arah Grogol menuju tempat kerjanya sedang Raditya memilih jalan Tebet Raya untuk menuju ke Hotel Borobudur. Dalam perjalanan Anton bersiul-siul gembira, karena merasa skenario yang telah ia susun jalannya sudah terbuka, suatu rencana busuk yang telah ia rencanakan dengan matang. Sebenarnya rencana itu telah ia siapkan saat Raditya mengabarkan akan datang ke Jakarta, sayangnya saat ia basa-basi menawarkan untuk menginap di rumahnya Raditya mengiyakan. Padahal ia mengharapkan Raditya menolak, karena jika menginap di rumahnya rasanya mustahil menjalankan skenario yang ia inginkan. Saat ini Anton sedang dirundung masalah yang cukup membuatnya pusing tujuh keliling. Ia terlibat hutang yang cukup besar pada seseorang, karena hobinya bersenang-senang dan main judi membuatnya terperangkap dalam situasi yang ia sendiri tak sanggup menyelesaikannya. Anton sudah beberapakali didatangi oleh Debt Collector yang datang untuk menagih hutang-hutangnya.
Terinspirasi oleh berita-berita yang begitu gencar ditayangkan televisi yaitu tentang seseorang yang terbunuh dan melibatkan seorang pejabat negara, Anton mendapat ide gila, busuk dan keji. Ia merencanakan untuk memeras seseorang dan orang yang akan ia peras adalah Raditya, sahabatnya sendiri. Ia tahu betul akan pribadi Raditya, Anton yakin Raditya akan mengorbankan apapun yang ia miliki untuk menjunjung harkat dan martabat keluarga, satu kelebihan dari pribadi Raditya yang akan dijadikan titik lemah oleh Anton. Ia berencana mengumpankan seorang wanita pada Raditya dan berharap umpannya mengena. Kemudian ia akan mengabadikannya dengan foto ataupun video kamera. Dengan itulah Anton akan memeras Raditya dan tentunya Anton yakin Raditya akan memenuhi semua permintaannya karena tak ingin keharmonisan keluarganya hancur berantakan.
Sebenarnya Anton sempat ragu menjalankan rencana itu karena sempat terpikir olehnya bila meminta pertolongan secara baik-baikpun rasanya Raditya tak keberatan. Anton juga ragu karena ia tidak tahu persis apakah Raditya termasuk lelaki yang mudah terpesona oleh kecantikan dan kemolekan tubuh seorang wanita. Namun semua keraguan itu sirna karena sifat serakah dan rakus telah membutakan mata hatinya, skenario yang telah ia susun tetap akan dijalankan sesuai rencana. Hubungannya yang luas dengan dunia gemerlap membuat Anton tak menemui kesulitan untuk mendapatkan seorang wanita cantik untuk dijadikan umpan dan lingkungan kerja di dunia pertelevisian juga memudahkannya mendapat kamera video mini untuk merekam pertemuan wanita itu dengan Raditya. Dan terakhir, juru foto yang ditugaskan untuk mengabadikan rencana jahatnya itu ia temui atas rekomendasi seorang temannya. Semuanya direncanakan dengan hati-hati, wanita dan sang juru foto akan dibayar cukup besar karena ia tak ingin skenario yang ia buat justru berbalik padanya. Dia juga mengajak seoarang bawahannya yang loyal untuk di jadikannya kaki tangan dalam menjalankan skenarionya itu.
Di lain tempat Raditya juga merasa senang namun juga tak enak hati telah membohongi Anton. Karena sebenarnya ia tak punya agenda untuk mengadakan meeting dengan koleganya di hotel Borobudur, tujuan sesungguhnya adalah dapat dengan bebas bertemu dengan seseorang untuk menghabiskan waktu bersama. Menghembuskan buih-buih hasrat yang sekian lama terpendam dan bergejolak dalam dada, lama terpatri dan terkungkung dalam ikatan sakral perkawinan. Dering handphone membuyarkan lamunan Raditya..
" Eh..Dit, sudah sampai mana ?"
" Aku baru sampai Gondangdia Ton..!" bohong Raditya padahal ia masih di jalan Tebet Raya.
" Nanti kalau sudah dapat kamar, beritahu aku ya..! kabari juga kapan kembali ke Bandung, barangkali aku bisa menyempatkan waktu untuk berkunjung sebelum kamu pulang " ujar Anton sambil meyeringai licik. Padahal ia hanya perlu tahu di kamar mana Raditya akan tinggal demi memudahkannya menjalankan skenario. Sedangkan Raditya berpikir, " wah..jika kau datang, bisa buyar rencanaku Ton.." namun ia coba tetap bersandiwara.
" Ya! beres Ton, tapi jika mau datang kabari aku juga ya. Aku nggak enak jika kamu datang aku masih sibuk meeting "
" Oke..!" merekapun sama-sama tersenyum penuh kemenangan.
Setelah menutup pembicaraan mereka, Raditya segera menghubungi seseorang. Tak sampai setengah jam merekapun bertemu dan langsung meluncur ketempat tujuan. Hari masih pagi namun arus kendaraan sudah mulai terlihat padat, di beberapa titik malah sudah terjadi kemacetan yang memang sudah menjadi pemandangan lumrah di jalan-jalan ibukota. Luapan asap knalpot kendaraan serta kemacetan yang ada, dengan cepat menjadikan suhu udara menjadi panas, sepanas gelora hasrat kedua insan yang dimabuk asmara.
Anton mulai menjalankan skenarionya, melalui kaki tangannya ia mengirim juru foto ke hotel Borobudur dengan membekalinya satu foto close-up Raditya. Tujuannya untuk mensurvei tempat juga mengenali targetnya terlebih dahulu sebelum wanita yang akan dijadikan umpan ia kirim. Semuanya sudah ia perhitungkan dengan matang dan mencoba menghindari setiap celah yang sekiranya akan menggagalkan skenarionya.
Menjelang petang Anton terlihat tengah menikmati sebatang rokoknya, menghisap lalu menghembuskan asapnya perlahan. Hatinya sedang gelisah, sebentar-sebentar ia bangkit dari duduknya dan mondar-mandir didepan meja kerja. Dalam hati ia bertanya-tanya " apakah skenario yang telah ia susun rapi berjalan sesuai rencana ?". Namun kegelisahannya seakan terhapus dan mulai tersenyum saat membayangkan setumpuk uang dalam koper berada di hadapannya.
" Tok..tok..tok !" tiba-tiba ketukan pada daun pintu membuyarkan lamunannya.
" Masuk..!"
Perlahan daun pintu terbuka, Iwan seorang bawahan yang dijadikan kaki tangan dalam menjalankan rencananya masuk. Kepalanya tertunduk dan wajahnya terlihat pucat pasi, di tangannya tergenggam sebuah amplop coklat. Anton agak bingung melihat tingkah laku Iwan, sempat terpikir kalau skenarionya gagal.
" Ada apa dengan kamu ? rencana saya gagal ?"
" Ti..ti..tidak bos..!" jawab Iwan gugup.
" Lalu mengapa kamu terlihat gugup seperti itu ?" Tanya Anton lagi. Iwan tak menjawab, dengan tangan sedikit gemetar ia menyodorkan amplop coklat yang dipegangnya.
" Apa ini..?" tanya Anton sambil menerima amplop itu lalu segera membukanya, matanyapun terbelalak. Giginya gemeletuk menahan amarah yang meluap-luap. Tangannya dengan cepat membuka lembaran-lembaran foto yang ada ditangannya. Ia seakan-akan tak percaya dengan apa yang dilihatnya, beberapa pose dari foto itu memperlihatkan kemesraan Raditya dengan seorang wanita. Yang menyesakkan dadanya adalah Raditya bermesraan bukan dengan wanita yang sengaja ia umpankan, melainkan dengan Tania...istrinya !. Wajahnyapun merah padam, darahnya menggelegak, napasnya mulai sesak. Tangannya terkepal meremas foto-foto itu, lalu pukulannya mendarat keras di meja kerjanya. " Bruakkk...!!"
" Bangsaaaaat..!! bajingaaaaan....!!"
Sungguh..! bukan ini skenario yang ia inginkan.
Lenteng Agung' 08
SURAU BAMBU
Kamis, 08 Oktober 2009
HARI MASIH MENDUNG
Senin, 05 Oktober 2009
I HAVE NO IDEA...!!
Selasa, 29 September 2009
Sehabis libur hari raya, pekerjaan yang ada malah bertumpuk. Mau tak mau harus pilih-pilih mana pekerjaan yang jadi prioritas untuk di selesaikan terlebih dahulu. Hal itu berdampak nggak mood untuk menulis ( ngga punya ide orisinil ), namun karena ingin hubungan dengan sahabat-sahabat tetap terjalin maka dengan " terpaksa " saya copas sebuah cerita untuk up date blog saya ini. Mudah-mudahan berkenan...
" SAYA AYAH KORBAN...!! "
Jatuhnya korban pada arus mudik tahun ini diperkirakan meningkat jika di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk mendapatkan berita terkini, seorang wartawan foto dari sebuah surat kabar dikirim ke titik rawan kecelakaan pada jalur Pantura.
Suatu saat sang wartawan melihat kerumunan orang memenuhi tepi jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas, naluri jurnalistiknya tergerak.." pasti ada kecelakaan..!" pikir sang wartawan dalam hati. Namun sesampainya di tempat kejadian, sang wartawan kesulitan menerobos kerumunan orang-orang yang menonton walau ia sudah mengatakan bahwa ia wartawan. Diluar kerumunan sang wartawan berpikir keras bagaimana caranya untuk dapat menerobos kerumunan agar bisa mendapat foto sang korban.
Akhirnya ia mendapat ide...
" Minggir...minggir !! saya ayah korban...saya ayah korban, beri saya jalan..." teriak sang wartawan. Benar saja...orang-orang yang berkerumun dengan seketika memberinya jalan, dalam hati sang wartawan terkekeh.." he..he ideku ternyata manjur juga...!". Namun orang-orang yang memberinya jalan memandang sang wartawan dengan tatapan aneh..." Ah..masa bodoh orang mau bilang apa ! yang penting ideku berhasil..." pikir sang wartawan sambil tersenyum.
Ketika sampai ditengah kerumunan, sang wartawanpun terpana saat melihat seekor anak monyet tergeletak tak berdaya.
Selengkapnya...
AWARD DARI SAHABAT
Minggu, 13 September 2009
Dari kisah Adam Dan Hawa yang kita tahu, sudah terlihat karakter sosial dari manuasi yaitu " tidak baik, bila manusia harus hidup sendirian ". Sebagian besar dari kita akan lebih senang bergaul atau bersosialisasi dengan orang lain jika dibandingkan harus hidup sendirian. Tak ada batasan bagi kita untuk bersahabat " dengan siapa kita bersahabat..?". Seorang filsup dari perancis ( Bacon ) berpendapat bahwa ada efek positif dari sebuah persahabatan yaitu efek kegembiraan, kesenangan atau bisa dibilang memotong kesedihan menjadi dua atau beberapa bagian. Dengan begitu seorang sahabat sebenar-benarnya sahabat dapat meringankan rasa sakit kita dan meringankan beban kita, juga dapat menguatkan kita, menjaga kita atau membantu kita. Dan tanpa kita tahu, seorang sahabat bahkan bisa menyelamatkan hidup kita.
Itu sekilas arti sahabat yang saya kutip dari beberapa sumber. Nah..bicara mengenai teman atau sahabat dari dunia maya, banyak yang menganggap itu hanya sebuah ilusi, tidak nyata atau hanya untuk kesenangan semata tapi bagi saya sahabat adalah sahabat tak perduli darimana dan dengan cara apa saya bersahabat.
Dan kali ini saya kembali dapat hadiah award dari sahabat Seti@wan Dirgant@ra ( pak Iwan )...
Ada juga hadiah award yang saya dapat secara tak sengaja karena mengikuti kuis iseng-iseng berhadiah dari mba Henny C Prasetya. Award yang imut, lucu dan cantik secantik yang buat...he..he..
Karena saya ingin punya banyak sahabat maka saya tak ingin memiliki award-award untuk disimpan sendiri maka award-award tersebut kembali saya hibahkan ke sahabat-sahabat antara lain :
Mba Fanny ( Sang Cerpenis Bercerita ) - Kabasaran Soultan - Bunda Elly ( New Soul ) - Mba Reni ( The Others ) - NURANURANIKU - Mba Dewi ( My Heart Soul Blog ) - AISHALIFE-LINE - BrenciA KerenS - Buwel - namaku Wendy - An4k SinGKonG - Pelangi Anak - A-chen - Gomel - Yudi WS - Neng Aia - Vie-three.
Khusus untuk Pak Iwan & Ibnu mas'ud saya hibahkan award kreasi dari mba Henny C Prasetya
Bagi yang namanya tercantum dan yang belum tercantum ( mohon maaf ) silahkan diambil award-award diatas bila berkenan. semoga tali silaturahim dan persahabatan dapat terus terjalin erat...
Selengkapnya...
AWARD LAGI DARI MBA FANNY
Jumat, 04 September 2009
Wah..! beberapa hari ini blog saya " hanya ilusi & Uneg-uneg " di hujani award oleh sahabat ( untung belum kebanjiran..he..he ). Kali ini yang memberi award adalah duet penyanyi..eh..duet blogger kawakan yaitu mba Fanny & mba Fanda dengan F2 blognya. Namun ada PR yang harus saya kerjakan terlebih dahulu.
Nah..ini PR yang pertama yaitu puisi..
Ketika jari jemari menelusuri hamparan kertas..
Terpampang lekak-lekuk garis yang membentuk rupa berskala..
Kau pasti tahu kawan..
Terlihat gugusan-gugusan pulau terpampang..
Terlihat lautan-lautan luas membentang..
Terlihat dataran besar..dataran kecil terhampar
Begitu banyak..begitu luas..begitu besar..
Dengan hanya satu nama..INDONESIA..
Ayo kita rawat...!
Ayo kita pelihara...!
Ayo kita jaga...!
Jangan biarkan tangan-tangan kekar menjamahnya
Jangan biarkan tapak-tapak kotor menjelajahinya
Dan..
Jangan biarkan kita terpukul..baru kita memukul
Jangan biarkan kita terinjak..baru kita bertindak
Itu sekilas puisi yang terkesan asal tapi paling tidak sedikit menyuarakan isi hati..jiaaah.
Terlepas dari tindakan negara tetangga yang membuat keruh suasana, mungkin sebagai anak bangsa saya juga sedikit mengkritik kinerja aparat pemerintah dalam menjaga aset dan warisan budaya Indonesia, mengapa..? karena hanya baru-baru ini saja terdengar pemerintah pusat dan pemerintah daerah sibuk mendata warisan budaya kita..lho kemarin ngapain aja..?
Ah..sudahlah! terlalu berat bagi saya untuk bicara politik, namun barangkali lebih mudah bagi saya bila di buat sebuah perumpamaan..
" Saya bayangkan bila seseorang, taruhlah saya beri nama Pendi. Dia mempunyai
kekasih yang bernama Yuli. Barangkali banyak yang sudah tahu bila Yuli itu kekasihnya Pendi,tapi mungkin juga tak banyak yang tahu Yuli itu kekasihnya Pendi.
Dalam keseharian selama menjadi kekasih, perhatian Pendi terhadap Yuli terasa begitu kurang kalau boleh dibilang tak ada perhatian. Jangankan berkunjung di setiap malam minggu, untuk sekedar menelpon untuk menanyakan..bagaimana kabarmu..?, kamu sehat..?, kamu senang..? kamu sedih..?..itupun tak dilakukan. Suatu saat ada seseorang memberi perhatian lebih, entah sudah tahu atau belum tahu Yuli sudah punya kekasih..entah sengaja atau tidak sengaja merebut Yuli dari kekasihnya.
Lalu apakah Pendi mesti marah..? Ya mestilah..bahkan harus ? Namun apa yang harus Pendi jawab seandainya Yuli bertanya..pantaskah kamu marah..? "
Wadoh..jadi pusing sendiri nih..( ini gara-gara mba fan-fan nih..he..he )
Ya sudahlah..! itu PR yang no.1
PR no. 2 yaitu menghibahkan kembali award yang telah diterima ke blogger sahabat, dan kali ini untuk menguatkan tali silaturahmi saya kirimkan award ini untuk :
1. Mas Abd. Basid ( Pena Pagi )
2. Mas Seti@wan Dirg@ntara ( Fatamorgana )
3. Bang Kabasaran Soultan ( Kabasaran )
4. Bunda Elly ( Life With Your Own Vision )
5. Mba Aisha ( AISHALIFE-LINE )
6. Mba Dewi ( My Heart Soul Blog )
7. Mba Reni ( The Others ) )
8. BrenciA KerenS ( Brencia and her Thought )
9. Henny Y Caprestya ( Just ME, My Self, and I )
10. Nura ( NURANURANIKU )
Nah..bagi yang berminat silahkan di ambil...
Selengkapnya...
SIAPA YANG GILA..?
Kamis, 03 September 2009
Ha..ha..ha..
Seorang lelaki setengah baya begitu menikmati tawanya
Tawa bagaikan stroberi merah ranum berselimut lelehan keju Swiss
Begitu lama ia tertawa sehingga tawanya kini terdengar mulai berirama
Kadang ha..ha..ha, kadang he..he..he, kadang hi..hi..hi
Seorang sahabat bertanya " Hai sahabat apakah kau begitu bahagianya, sehingga kau tidak bisa menghentikan tawamu..?"
Ha..ha..ha bahagia..? apakah tertawa itu hanya karena bahagia..? apakah karena bahagia aku harus tertawa..? ha..ha..ha
Tahukah kau kawan..aku tertawa karena kesedihanku, karena kegalauanku dan karena keresahanku..
Mengapa aku tertawa...?
Karena hanya ini yang bisa kulakukan..he..he..he..
Aku tak mampu mengusir kesedihanku karena istriku selingkuh...
Aku tak mampu menahan rasa galauku karena gajiku tak naik..naik..
Aku tak mampu mengabaikan keresahanku akan nasib anak-anakku kelak..
Sang sahabat berkata " Tapi kalau kau terus tertawa, kau bisa gila..!"
He..he..he gila..? apakah tertawa itu bisa membuat aku gila..? apakah aku bisa gila hanya karena aku tertawa..?
Tahukah kau kawan..aku tak bisa gila karena aku tertawa
Aku bisa gila bila kepalaku tak kuat berpikir..
Otakku terlalu kecil menampung pikiran yang sebenarnya tak perlu dipikir..
Sang sahabat berlalu pergi.." aku bisa gila dengarkan ocehanmu..!"
Dan sejak kepergian sang sahabat, tawa sang lelaki itupun berangsur pelan..
Sang sahabat ternyata membawa sebagian tawanya
Menjepit urat leher dan menyadarkannya dari candu tawa
Sang lelakipun mulai menata kesedihannya
Berkompromi dengan kegalauan dan keresahannya
Namun tiba-tiba sang sahabat tertawa, kakaknya tertawa, orangtuanya tertawa, gurunya tertawa, bosnya tertawa, anak buahnya tertawa...
Buat apa kau pikirkan istrimu yang tak setia..kuno..!
Diluar sana masih banyak gadis yang mengharap belaianmu..hi..hi..hi
Buat apa kau harus galau karena gajimu tak naik..kuno..!
Masih banyak uang yang bisa kau dapat dari korupsi..he..he..he
Buat apa kau resah memikirkan masa depan anakmu..kuno..!
Sebentar lagi kiamat akan datang..ha..ha..ha
Sang lelaki terpekur bingung..
" Sebenarnya siapa sih yang gila..!"
Selengkapnya...
AWARD LAGI
Sabtu, 22 Agustus 2009
Sebelumnya minta maaf sama mba Fanny..award pemberiannya baru hari ini di pajang. Tapi itu ngga disengaja ko..maaf ya mba. Nah..sekarang awardnya sudah dipajang, ada puisinya lagi..! mantab toh..
Sang Cerpenis dia bernama
Induk dari delapan jiwa
Tak pernah mati gaya
Tak pernah lelah bercerita
Sesuai wasiat dari yang punya award. Award ini juga aku kirimkan buat :
* Catatan Richard
* mpok Eny ( Catatan Eny )
* mba Dewi ( my heart soul blog )
* pemburuCINTAhakiki
Bila berkenan mohon diterima..
Selengkapnya...
PUING HATI
Jumat, 21 Agustus 2009
Puing-puing hati berserak tak berarah
Sisakan hampa dalam ruang berdinding kesunyian
Aku terduduk di kursi sepi dan terdiam dalam sunyi
Menggali berlaksa tanya tak terjawab
Dalam buta rasa merangkak tertatih
Menggapai-gapai puing hati dalam gelap
Satu persatu tersusun dalam bingkai asa temaram
Namun satu puing tak tergapai buramkan asa
Terbangkan layang-layang ingatan membumbung tinggi mencari jawab
Tapi angin enggan memberi petunjuk
Dan awan berarak mulai kaburkan ingatan
Akupun terlena dalam buai senandung kesunyian
Dengan cahaya asa yang mulai meredup..dan..meredup
Selengkapnya...
PARANORMAL
Jumat, 07 Agustus 2009
Saat itu Fandi sudah sedemikian marahnya, sehingga ia tak perduli lagi dengan siapa ia berhadapan..mau paranormal atau dukun " masa bodoh...!" pikirnya. Dan ia sama sekali tak takut..akan di teluh..di santet..
Itu salah satu penggalan cerita pendek yang saya buat, namun salah kamar. Seharusnya terpajang di blog ini tapi tersasar ke blog lain ( uneg-uneg ). Bila ada yang berminat membacanya silahkan baca disini..mangga atuh..!
Selengkapnya...
MENGAPA KITA BIARKAN..?
Selasa, 04 Agustus 2009
Kawan..
Musim kemarau telah datang
Bulir-bulir air enggan menyapa akar-akar padi kita
Petak sawah kitapun retak-retak kering kerontang
Katak-katakpun enggan menemani dengan dendangnya
Daun-daun hijau padipun menangis lalu terdiam saat mulai mengering
Kawan..
Panggilan hati..panggilan jiwa..tangisan anak
Pandu langkah kita, singsingkan lengan..ambil cangkul dan garpu
Hentikan tangis daun-daun dan batang padi
Hapus dahaga mereka dengan curahan peluh-peluh kita
Lalu mengapa kita biarkan wereng-wereng cumbui lalu hisap sari padi kita
Lalu mengapa kita biarkan burung-burung gelatik patuki padi-padi kita yang mulai menguning
Lalu mengapa kita biarkan tikus-tikus menggerogoti lumbung padi kita
Mengapa kita biarkan..?
Selengkapnya...
JUST MEMORY
Senin, 03 Agustus 2009
" Judul dan isi postingan saya ganti karena saya merasa bukan gaya saya mengungkapkan apa yang ada dalam benak secara vulgar " It wasn't me " namun lagu tetaplah lagu..siapapun pasti punya kenangan "
ONLY REMINDS ME OF YOU
I see you, beside me
It's only a dream
A vision of what used to be
The laughter, the sorrow
Pictures in time
Fading to memories
How could I ever let you go
Is it too late to let you know
I tried to run from your side
But each place I hide
It only reminds me of you
When I turn out all the lights
Even the night
It only reminds me of you
I needed my freedom
That's what I've thought
But I was a fool to believe
My heart lied while you cried
Rivers of tears
But I was to blind to see
Everything we've been through before
Now it means so much more
Only you
So come back to me
I'm down on my knees
Girl can't you see
How could I ever let you go
Is it too late to let you know
I tried to run from your side
But each place I hide
It only reminds me of you
When I turn out all the lights
Even the night
It only reminds me of you
you...you
It only reminds me of you
Selengkapnya...
KAU LEBIH DARI ITU
Sabtu, 01 Agustus 2009
Kau bukan cahaya rembulan yang menerangi malam kelam
Kau bukan nyanyian merdu burung-burung yang berkicau
Kau bukan pelangi yang terlukis indah di kaki cakrawala
Bukan..! bukan aku tak mau memujimu
Bukan..! bukan aku tak mau menyanjungmu
Bukan..! kau bukan semua itu..
Tahukah kau..? kau lebih dari itu..
Namun ku tak tahu bagaimana mengungkapkannya..
Lembut parasmu..bangkitkan rembulan, pancarkan cahaya tuk terangi wajahmu
Merdu suaramu..mabukkan burung-burung, melonjak-lonjak riang nyanyikan nada-nada rayuan
Manis senyummu..inspirasikan hujan, lukiskan indahnya pelangi tuk manjakanmu
Tahukah kau..? kau lebih dari itu..
Namun lidahku begitu kelu..ucapkan semua itu..
Selengkapnya...
AWARD DARI BU GURU
Rabu, 29 Juli 2009
Wah..ngga nyangka dapat hadiah award dari mba Fanny. Makasih banyak..moga-moga nanti saya bisa buat award untuk membalas kebaikan bu guru.
Selengkapnya...
DIMANA DIAN..?
Sabtu, 25 Juli 2009
Cerita ini dibuat beberapa hari setelah peristiwa ditemukannya korban mutilasi di Kebagusan. Sudah cukup lama..tapi tak apalah, sayang kalau cuma jadi file tak berguna.
Andi merenung di dalam kamar kostnya yang pengap. Sambil merebahkan badan matanya menerawang kelangit-langit kamar yang mulai menghitam dan berhiaskan satu dua sarang laba-laba kecil. Cahaya matahari menyeruak disela-sela tirai jendela yang sengaja tak dibukanya walau hari sudah menjelang siang. Sejak di PHK dari tempat kerjanya empat bulan yang lalu, tak banyak yang ia lakukan. Kebanyakan kerjanya hanya merenung da merenung, mau pulang kampung rasanya tak mungkin karena ia tahu persis tak banyak juga yang bisa dilakukan disana...Paling-paling jadi buruh tani seperti bapak yang penghasilannya tak seberapa. Lagipula ia akan merasa malu sekali bila harus kembali kekampung sedangkan seluruh teman-teman sepermainannya sudah merantau dan sukses di Jakarta. Dan iapun tak mau menanggung beban pikiran kedua orang tuanya yang sampai saat ini masih membanting tulang walau kulit telah berhias keriput.
Sesekali ia menyibukkan diri dengan mencorat-coret kertas untuk menulis puisi hanya sekedar mengisi waktu luang juga menyalurkan hobi yang memang sejak SMP ia lakoni.Bila sedang tak memiliki inspirasi, Andi menyambangi teman-temannya untuk sekedar berkumpul sakaligus mencari informasi barangkali ada lowongan kerja baru untuknya. Tapi hari ini rasanya ia begitu malas melakukan aktivitas apapun, tidak corat-coret puisi dan tidak juga berkumpul dengan teman-temannya.
Beban pikiran yang dipikulnya kian hari terasa kian berat saja, menganggur bagai hantu siang bolong yang membuat dengkul gemetar bagi seorang perantau seperti dirinya. Ia merasa seperti kehilangan jati diri saat dipaksa menanggalkan status karyawan yang telah disandangnya beberapa tahun. Dan kini beban pikirannya mulai bertambah saat orang tua Dian, kekasih yang telah dipacarinya selama dua tahun itu melarang mereka melanjutkan hubungan mereka. Masalahnya cuma satu..ia seorang penganggur. Sedih rasanya mendapati kenyataan bahwa orang tua Dian masih melihat materi sebagai ukuran layak atau tidaknya seseorang menjadi kekasih atau suami Dian kelak, walau dalam hati ia tak mengingkari orang tua mana yang ingin melihat anaknya sengsara. Padahal dua bulan sebelum dirinya mendapat surat PHK, orang tua Dian pernah mendesaknya untuk segera meresmikan hubungannya dengan Dian. Tapi kini sikap orang tua Dian berbalik tiga ratus enam puluh derajat dengan menolaknya mentah-mentah hanya karena ia seorang penganggur.
Sungguh menyakitkan..dan Andi hanya bisa menghela nafas panjang bila mengingat hal itu. Dari salah satu sisi hati nuraninya dan mengikuti egonya sebagai seorang lelaki barangkali akan bersorak atas penolakan orang tua Dian. Barangkali yang akan merasa lebih sakit adalah Dian karena dia telah menyerahkan segalanya pada Andi, kamar kost dan hotel murah yang banyak bertebaran di Jakarta adalah saksi bisunya. Tapi Andi bukanlah seorang pegecut, disisi hati nuraninya yang lain merasa tak mudah untuk melupakan Dian begitu saja. Hubungan yang ia jalin bukan hanya berlandaskan nafsu belaka, rasa cinta dan sayangnya pada Dian adalah tulus. Tapi bila Dian pada akhirnya mengikuti kemauan orang tuanya iapun hanya pasrah, ia tak mau memaksakan kehendaknya sendiri.
Pada kenyataannya Cinta dan kasih sayang Dianpun tak surut, ia membangkang dari keinginan orang tuanya. Sehingga hubungan mereka masih terjalin walau kini dijalani dengan sembunyi-sembunyi. Dering handphone membuyarkan lamunan Andi.
" Mas..! kamu dimana ?"
" Biasa...ditempat kost. Memang kenapa..?"
" Jangan kemana-mana ya..! aku mau kesana "
" Lho..! kamu nggak kerja..?"
" Ah...lagi malas mas"
" Ya..sudah, aku tunggu. Tapi bawain koran hari ini ya.." pinta Andi yang disanggupi Dian. Hati Andi kembali riang, benang-benang kusut dari pikirannya seakan telah terurai. Sambil bersiul-siul ia segera merapikan kamar kost dan tempat tidurnya karena kamar ini kembali akan menjadi saksi bisu ritual purba pertautan dua hati yang tak terpisahkan.
* * * * * *
" Orang-orang sudah banyak yang sinting ya mas.." ujar Dian.
" Lho.. memangnya kenapa ?"
" Coba baca deh..!" lanjut Dian sambil menyerahkan surat kabar yang tadi dibacanya kepada Andi. Mata Andi segera menangkap headline berita di halaman depan yang berhuruf besar dan tebal " KORBAN MUTILASI DALAM KOPER ". Andi menggeleng-gelengkan kepalanya saat membaca isi berita tentang ditemukannya mayat terpotong-potong korban mutilasi di daerah Kebagusan Jakarta Selatan. Juga ada berita yang tak kalah seramnya yaitu ditemukan sosok mayat wanita tersangkut pada tepi jurang di daerah Ciomas Bogor, kondisi mayat begitu mengenaskan. Selain tubuh tak tertutup sehelai benangpun, seluruh tubuhnya juga hangus terbakar sehingga hampir tak kelihatan wujud dan rupa dari jasad tersebut. Benar apa yang dikatakan Dian, orang-orang sudah mulai sinting...! karena begitu mudahnya mereka menghilangkan nyawa orang lain dengan cara keji dan sadis tanpa sedikitpun rasa kemanusiaan. Entah terbuat dari apa hati orang-orang itu...
Andi tercenung setelah membaca berita itu. Dalam pikirannya ia melihat dibalik semua itu ternyata pelaku-pelaku kriminal sudah sedemikian pintar. Mereka semakin tahu bagaimana caranya menghilangkan jejak dengan melenyapkan segala sesuatu yang bisa menjadi petunjuk bagi para aparat kepolisian untuk mengungkap suatu peristiwa pembunuhan. Dari barang-barang milik korban, kartu identitas juga ciri-ciri fisik dari korban sebisa mungkin dilenyapkan. Sehingga aparat kepolisian akan menemui kesulitan dan walaupun terungkap kemungkinan itu akan membutuhkan proses atau waktu yang cukup lama. Dan Andi kembali tercenung seperti ada sesuatu yang sedang ia pikirkan. Tak lama kemudian ia terlihat tersenyum-senyum sendiri sehingga membuat Dian yang sejak tadi memperhatikannya menjadi terheran-heran. Mengapa berita yang ia anggap menyeramkan justru membuat Andi tersenyum-senyum seperti itu..?
Berita-berita pembunuhan masih menghiasi media cetak maupun media elektronik, bahkan terkesan mereka saling berlomba-lomba menelusuri kasus-kasus tersebut sebagai komoditas yang membuat tiras media cetak bertambah ataupun menaikkan rating dan mengeruk iklan bagi televisi yang menayangkan berita-berita secara sporadis atau bahkan mengemasnya secara exklusif. Setiap hari berita-berita itu dikupas berulang-ulang, ada sebagian msyarakat yang muak dengan kondisi tersebut namun lebih banyak yang justru makin penasaran untuk mengetahui kelanjutan dari kasus-kasus tersebut. Diantara mereka juga bertanya-tanya apakah kasus tersebut segera terungkap atau malah aparat kepolisian tak sanggup untuk mengungkapnya.
Entah fenomena apa yang melanda negeri ini..apakah karena himpitan ekonomi yang kian berat ? sehingga membuat sebagian masyarakat mudah kehilangan akal sehatnya. Mudah marah..tersinggung dan sering mengambil jalan pintas dari permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi. Atau malah pemberitaan yang gencar dari media cetak ataupun media elektronik secara tidak sengaja justru jadi pembelajaran bagi sebagian masyarakat yang imannya telah luntur.
Masyarakat Jakarta kembali geger, belum lagi terungkap kasus-kasus pembunuhan sebelumnya kini kasus yang sama terulang lagi. Kali ini peristiwa terjadi di kawasan Jakarta Timur tepatnya di sebuah hotel transit dekat terminal Pulo Gadung.Kondisi mayat sangat mengenaskan bahkan ini terkesan lebih sadis dari peristiwa pembunuhan sebelumnya. Bagaimana tidak..! mayat tersebut ditemukan dalam keadaan hangus terbakar dan yang lebih mengerikan lagi, sebelum dibakar mayat tersebut sudah dalam keadaan terpotong-potong. Sungguh biadab..! masyarakat yang mengetahui dan mendengar kejadian tersebut bergidik dan dipenuhi kengerian yang amat sangat. Merekapun dipenuhi rasa ketakutan, jangan-jangan mereka atau keluarga mereka akan jadi korban berikutnya bila pelaku dari kasus-kasus yang terjadi tak segera terungkap. Aparat kepolisian bergerak cepat, dari langkah awal penyelidikan di tempat kejadian ditemukan beberapa barang bukti yang mengarah pada indetitas korban. Dari barang-barang yang tertinggal serta kartu identitas yang ditemukan di tempat kejadian, aparat kepolisian menduga bila korban adalah Dian Maharani.
Sontak berita itu membuat geger keluarga Dian terutama ibunya, ia tak henti-hentinya meraung menangisi Dian anaknya. Walaupun mayat wanita tersebut belum tentu Dian tapi dari barang-barang yang ditemukan membuat keluarga yakin bila itu adalah Dian. Apalagi terhitung dua hari ini Dian tak kembali kerumah dan tidak diketahui keberadaannya. Seluruh pelosok Jakarta sudah ditelusuri diantaranya rumah teman-teman dekat Dian, kantor tempatnya bekerja dan terakhir menyambangi tempat kost Andi mantan kekasihnya.Sayangnya ditempat kost juga tak ditemukan Andi, karena menurut pemilik tempat kost..Andi beberapa hari lalu pamit untuk pulang kekampungnya.
Berita ditemukannya mayat wanita dengan identitas Dian Maharani seakan menjawab teka-teki hilangnya Dian selama dua hari ini. Betapa hancur hati orang tua, kerabat juga teman-teman dekat Dian. Walau hidup dan matinya semua makhluk yang ada dimuka bumi ini adalah Kuasa Tuhan namun rasanya siapapun tak mudah menerima dengan ikhlas dengan cara Dian menjemput ajalnya.
Sementara itu disebuah pelosok kampung di daerah Jawa Barat, dengan dibantu seorang aparat desa setempat yang berperan sebagai penghulu sepasang muda-mudi sedang dinikahkan secara siri. Mempelai wanita tidak menampakkan sedikitpun wajahnya karena ditutupi cadar hitam pekat, sedangkan mempelai pria tak henti-hentinya mengumbar senyum....
Selengkapnya...