SURAT UNTUK ADIK DIJA

Rabu, 23 Maret 2011

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarrokatuh

Teruntuk
Adik Dija yang manis

Tanpa terasa waktu terus berjalan begitu cepatnya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun. Rasanya sulit untuk melukiskan rasa haru dan bahagia yang Om Noor rasakan saat menyadari bahwa adik Dija yang Om kenal sejak bayi, yang imut-imut, lucu serta menggemaskan, kini tumbuh dan menjelma menjadi seorang remaja putri yang manis, cantik dan juga cerdas.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala rahmat dan karuniaNya, yang telah mengantar perjalanan adik Dija menapaki waktu sehingga kini telah genap menginjak usia yang ke 17 tahun. Usia dimana adik Dija siap membuka cakrawala baru menuju gerbang kedewasaan. Om Noor yakin dan tahu benar bahwa limpahan kasih sayang dan juga perhatian dari Mama Elsa dan keluarga, telah menuntun dan mengarahkan langkah adik Dija menjadi seorang anak yang sholehah, cerdas, mandiri serta berbudi luhur.


Adik Dija tersayang

Suatu kebahagiaan yang tak terkira bila Om Noor mengetahui bahwa adik Dija sudah membaca surat yang Om tuliskan ini. Anggaplah ini sebagai ungkapan kasih sayang dan turut merasa bahagia di hari ulang tahun adik Dija yang ke 17. Tak lupa Om Noor juga mendoakan Mama Elsa dan keluarga agar selalu mendapat cucuran rahmat serta perlindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar dapat selalu mendampingi adik Dija dalam menggapai cita-cita, sehingga dapat menjadi anak yang berguna bagi agama, keluarga, bangsa dan negara. Amin Ya Robbal Alamin.

Salam sayang dari Om Noor dan keluarga

Wassalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarrokatuh



Postingan ini dibuat untuk berpartisipasi dalam Dija's Firts Give Away yang diadakan oleh Mba Elsa untuk memperingati hari ulang tahun adik Dija yang pertama. Sempat bingung bagaimana menulisnya karena sudah lama sekali tidak surat menyurat dan ketawa sendiri membaca postingan ini, "Ini surat atau teks pidato ya? hehe". Tapi tak apalah, yang penting bisa berpartisipasi. Ya kan Mba Elsa?

Selamat Ulang Tahun Dik Dija
Selengkapnya...

KUE SUDAH TERASA PAHIT ?

Rabu, 09 Maret 2011

Hari itu telah terpilih seorang kepala kampung yang baru dikampung SAUDAGAR. Dan sesuai adat yang sudah turun temurun, sang kepala kampung yang baru akan mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam atau bila perlu sebulan penuh, tergantung seberapa banyak upeti yang diterima dari para pendukung. Disetiap pesta akan dihadiri oleh seluruh penduduk kampung dan sang kepala kampung yang barupun tak perduli siapa pendukung dan siapa yang tidak mendukung, semuanya diundang pesta tanpa terkecuali.

Namun tetap ada perbedaan yaitu tempat duduk para tamu saat pesta. Kelompok saudagar-saudagar yang mendukungnya ditempatkan disebuah meja besar sebelah kanan, kelompok saudagar bukan pendukung menempati meja besar disebelah kiri, sedangkan rakyat jelata duduk beralaskan tikar yang letaknya agak jauh dari kedua meja besar tadi. Sengaja ditempatkan agak jauh karena kepala kampung tak ingin mereka tahu makanan apa yang dihidangkan untuk para saudagar, "mencegah kecemburuan sosial," katanya. Padahal sebenarnya para rakyat jelata  tetap tahu walau hanya mencium dari baunya saja.


Dimeja besar dimana para saudagar bukan pendukung berkumpul, duduk seorang saudagar wanita yang selalu saja bermuka masam. Dia memang masih kesal dengan sang kepala kampung yang baru, dan dia merasa sang kepala kampung tak tahu berterima kasih, menusuk dari belakang. Padahal saudagar wanita itu merasa dialah yang telah mengangkat derajat sang kepala kampung tetapi kini malah menjadi pemimpinnya. Saudagar wanita itu masih tak rela jika posisinya sekarang lebih rendah, dan dia pun selalu menggerutu walau akan tetap menyantap makanan yang disediakan sampai habis.

Pesta sudah dimulai dan makananpun sudah dihidangkan, rakyat jelata bersuka cita mendapat porsi makanan berupa ikan asin, sayur asem, tahu serta tempe. Sedangkan para saudagar mendapat jatah porsi makanan berupa daging ayam, sapi, kerbau, sate kambing, kambing guling serta makanan yang serba wah lainnya. Semua saudagar mendapat jatah yang sama, baik yang mendukung maupun yang tidak. Namun yang berbeda adalah setiap saudagar yang mendukung mendapat satu porsi kue lezat sebagai makanan penutup sedangkan kelompok saudagar yang tidak mendukung tak mendapatkannya.

Hari ini sudah menjadi hari ke tujuh sejak pesta dimulai namun pesta masih meriah saja. Tetapi ada yang aneh dengan kelompok para saudagar pendukung, tiba-tiba saja ada sebagian dari mereka yang berpindah tempat duduk ke meja besar tempat para saudagar bukan pendukung dan mulai ngerumpi di sana.  Apa yang telah terjadi? Apakah porsi kue yang diberikan kurang besar? Apakah kue lezat yang diberikan sang kepala kampung sudah mulai terasa pahit? Ataukah mereka iri karena mereka selalu mendapat kue kering sedangkan yang lain mendapat kue basah?

Rakyat jelata hanya bisa menonton apa yang terjadi dan tak sedikitpun berharap mendapat jatah kue karena itu tidak mungkin. Mereka hanya berharap, nasi putih, ikan asin, sayur dan juga tahu tempe yang menjadi jatah mereka tak akan berkurang sedikitpun. Duhai...alangkah indahnya negeri ini.
Selengkapnya...