Aku duduk diatas sebuah batu besar yang teronggok di pinggir jalan. Aku tercenung, tatapan mataku kosong dan jiwaku terasa hampa. Dalam kepala terasa dipenuhi berlaksa pikir, Namun aku tak tahu apa yang aku pikirkan. Didalam benak ada berjuta tanya namun akupun tak tahu apa yang aku pertanyakan. Aku juga tak mengerti mengapa akhir-akhir ini jiwaku selalu dirundung sepi, aku merasa terbuang..terasing dari kehidupanku sendiri. Tak ada seorangpun yang menghiraukan aku, tak ada seorangpun yang perduli akan diriku. Bukan hanya ayah ibuku, kakakku, adikku, temanku dan bukan hanya sahabatku. Semuanya seakan menghindariku, jangankan menjawab sapaku..menolehpun seakan-akan mereka enggan. Apa salahku ?
Apakah mereka sudah muak dengan segala tingkah lakuku yang bejat, apakah mereka sudah muak dengan perbuatan-perbuatanku yang mendustai agama. Apakah…?
“ Hei..bung ! mengapa kau termenung…!?” Tiba-tiba seorang lelaki sebayaku datang menyapa. Aku tak mengenalnya, namun wajahnya tampak begitu berseri-seri dan pakaian yang dikenakannyapun tampak begitu bersih.
“ Maaf, anda siapa ?” Tanyaku
“ Aku..? “ Dia balik bertanya, lalu tersenyum. “ Bung..mungkin kau tak mengenal aku, tapi sebenarnya kita sama “
“ Sama ? apa maksudnya..?” Lagi-lagi aku tak mengerti.
“ Kita ada disini karena suatu kepentingan, walau kepentinganku dan kepentinganmu berbeda. Ah..sudahlah, nanti kau juga akan tahu mengapa kau ada disini. Mumpung kita masih di beri kesempatan, ayo..segera kita selesaikan kepentingan kita “. Aku makin tak mengerti, saat lelaki itu mengucapkan salam dan berlalu..aku hanya bisa mengangguk. Dan akupun kembali terhempas dalam sepi, namun kini beberapa tanya mulai menyesaki benakku karena ucapan lelaki tadi.
Dalam kegalauanku, aku melihat seseorang lelaki melintas di hadapanku. Sebenarnya aku tak perduli apakah ia menyapaku atau tidak tapi kehadirannya membuat aku terhenyak. Sosok lelaki itu bila dilihat dari perawakan juga wajahnya sepertinya mirip sekali denganku dan aku serasa sedang bercermin saat menatapnya. Kulihat lelaki itu berjalan agak terhuyung, dari mulutnya tercium jelas bau alkohol dari minuman yang seharusnya jadi campuran minum jamu. Tampaknya ia sedang menggerutu karena terlihat mulutnya komat-kamit, tak jelas apa yang sedang membuatnya kesal. Karena penasaran akupun mengikuti kemana kakinya melangkah. Lelaki itu terus berjalan menjauhi perkampungan dan tak seberapa lama sampailah ia ke tepi kampung dimana terletak beberapa pohon rimbun dengan sebuah jurang yang cukup dalam. Entah apa yang akan di lakukan lelaki itu, aku tak tahu. Tapi tiba-tiba terdengar suara minta tolong tak jauh dari tempat ia berdiri, lelaki itu segera berlari menghampiri asal suara dan akupun masih terus membuntutinya. Sesampainya di tempat asal suara terlihat seorang wanita tengah berupaya melepaskan diri dari tiga orang begundal yang akan memperkosanya.
“ Hei...lepaskan wanita itu !” Bentak sang lelaki yang sejak tadi aku ikuti. Para begundal itu sempat terkejut karena tak menyangka bahwa perbuatan mereka ada yang mengetahui, namun sebentar kemudian mereka tertawa terbahak setelah mengetahui siapa yang datang.
“ Ah...brengsek kau Min, aku kira siapa. Ayo sini bantu kita, nanti ada deh jatahmu tapi antri dulu ya.. ! ‘’ Ujar salah satu dari mereka dan kemudian tawa mereka kembali membahana.
‘’ Heh... ! kalian yang brengsek. Cepat kalian lepaskan wanita itu !’’ Ujar lelaki itu dengan nada keras. Para begundal itu menghentikan tawa mereka, dengan sedikit heran dan tak menyangka bahwa sang lelaki berkata seperti itu kepada mereka.
‘’ Hei..apa-apaan nih. Jangan berlagak sok alim kau Min...!’’ Ujar salah satu dari mereka.
‘’ Aku memang bejat, aku memang tak pernah sholat tapi aku tak akan pernah berbuat seperti kalian. Cuma orang-orang pengecut saja yang melakukan apa yang kalian lakukan ! ‘’
‘’ Brengsek kau Min, kurang ajar.. !’’ setelah saling berpandangan mereka langsung berbagi tugas, dua orang menyerang lelaki itu dan seorang lagi memegangi sang wanita. Kedua begundal mengambil sebatang kayu yang terserak di tanah lalu mulai menyerang lelaki itu dan lelaki itupun sekuat tenaga menangkis serangan mereka. Aku bergididk melihat perkelahian itu, tersirat niat untuk membantu lelaki itu tapi aku terlalu takut dan hanya berani menonton dari balik pohon sambil berharap sang lelaki dapat mengatasi lawannya.
Beberapa menit perkelahian terlihat masih seimbang namun ketika begundal yang ketiga turut mengeroyok lelaki itu barulah terlihat sang lelaki mulai terdesak. Beberapakali tubuhnya dihantam pukulan yang datang bertubi-tubi, tubuhnyapun mulai terhuyung mendekati bibir jurang.
“ Nah..baru tahu rasa kau, makanya jangan sok jadi pahlawan...” Ujar salah satu begundal.
“ Sudahlah, lemparkan saja ia ke jurang. Biar badannya busuk di dasar jurang “ sahut temannya, lalu mereka mulai mendorong tubuh lelaki itu.
“ Jangaaaann..!!” Tiba-tiba sang wanita berlari dan mencoba menahan tubuh sang lelaki yang mulai terguling. Namun tenaganya yang lemah malah membuatnya terbawa dan ikut terguling kedasar jurang. Para begundal sangat kaget dengan kejadian yang terjadi begitu cepat, sehingga mereka tak bisa berbuat apa-apa. Akupun tercekat melihat dua tubuh terguling dan meluncur kebawah lalu terhempas tak berdaya didasar jurang. Didasar jurang terlihat sang lelaki berusaha bangkit namun ia langsung mengaduh saat dirasakan kakinya patah, dengan beringsut ia mendekati tubuh sang wanita yang tergolek lemah namun masih hidup. Melihat kondisi wanita itu, lelaki itupun menangis. Dengan napas yang tersenggal-senggal ia berujar…
“ Ya Tuhan, barangkali ini adalah kesempatanku untuk melakukan satu-satunya perbuatan baik dalam hidupku. Tolong jangan cabut nyawaku sebelum aku dapat menyelamatkannya “ Ujar sang lelaki lirih.
Aku merasakan kesedihan yang mendalam saat mendengar ucapan lelaki itu, namun sayangnya Tuhan berkehendak lain. Ruh lelaki itu telah tercabut dari raganya.
Akupun mencoba membantu, tapi aku terlalu bingung arus berbuat apa. Tanpa sengaja kakiku menyeret langkah menuju perkampungan. Namun orang-orang yang kutemui dan kumintai tolong tak ada satupun yang menghiraukanku. Aku hampir menangis karena putus asa namun ditengah keputus asaanku, aku melihat seseorang yang mungkin dapat aku mintai tolong. Kulihat mas Aji sedang tertidur pulas di beranda depan rumahnya, akupun masuk ke alam mimpinya dan menceritakan kejadian yang kulihat tadi. Dan tak lama mas Aji terbangun dari tidurnya, keringat dingin bercucuran.
“ Ada apa pak ?” tanya istrinya ketika melihat suaminya bangun dengan tiba-tiba.
“ Sepertinya aku mimpi buruk bu..”
“ Ah..itukan salah bapak sendiri kenapa tidur siang-siang. Lagipula mimpi kan cuma kembang tidur “
“ Tapi ini seperti nyata bu. Si Parmin anak begundal itu minta tolong padaku karena jatuh ke jurang ‘’
‘’ Kalau memang benar seperti itu biarkan saja pak. Nggak ada untungnya menolong anak begundal seperti Parmin itu “ Mas Aji terdiam, tapi karena penasaran iapun beranjak lalu dengan ditemani mas Parjo mereka menuju jurang di pinggir hutan. Dan merekapun terkejut setelah melihat kenyataan bahwa mimpi mas Aji adalah benar-benar nyata. Seketika seluruh kampung menjadi geger dan akhirnya wanita yang bersama Parmin dapat diselamatkan nyawanya, sedangkan jasad Parmin sendiri di makamkan dengan layak di pemakaman kampung. Aku tersenyum puas, ternyata usahaku tak sia-sia.
“ Hei...tampaknya kamu sudah merasa gembira sekarang “ Ujar lelaki yang berpakaian serba putih menyapa sambil menepuk-nepuk bahuku.
“ Ya...aku sudah tenang sekarang ! ragaku akhirnya dapat di makamkan dengan layak dan keinginanku untuk menolong wanita itu akhirnya kesampaian. Aku tak tahu apakah itu berguna nantinya, tapi paling tidak kini aku mempunyai satu bekal kebaikan” Jawabku.
“ Baguslah...! Ayo...sang utusan telah menunggu kita” Ujar lelaki itulagi, akupun menyambut ajakannya dengan senyuman. Lalu tubuhkupun melayang menuju sebuah titik cahaya yang makin lama makin terang benderang.
13 komentar:
Lelaki dengan seribu dosa dan kebejatan tetapi akhirnya mati didalam kebaikan (berakhir dengan baik) cerpen yang menggugah mas
cerita yg unik. jadi yg melihat kejadian itu semacam roh ya?
kreatif n imajinatif. sebuah kehidupan dengan akhir yang baik.. nice story
sampai merinding saya.jadi ruhnya yang menolong ya..subhanallah,terkabulnya sebuah do'a.
Fantastis ceritanya sangat menarik,... apalagi unsur dunia lain...
Fantastis ceritanya sangat menarik,... apalagi ada unsur dunia lain...
@ Untuk para sahabat : Terimakasih atas atensinya, komentar2 yang ada memotivasi saya untuk terus belajar menulis...
mampir siang hari.
Wah, bagus banget tuh ceritanya. Seperti perpaduan antara realis dan surealis aja...
Hehe..
Salam akrab, sobat....
bagus. cerpennya inspiratif. memberi pelajaran untuk selalu berbuat baik sebelum maut menjemput.
@ Bahauddin & lina : makasih dah mau mampir dan salam hangat persahabatan...
mampir mas untuk menjaga kerukunan sesama blogger kayaknya cerita ini betul-betul menarik saya baca lagi tidak membuat jenuh
Makasih pak ! maaf..saya belum bisa posting yang baru...
Posting Komentar