TAMU TAK DIUNDANG

Jumat, 09 April 2010


Terus terang, ini bukan gaya saya dalam membuat cerpen. Agak sulit rasanya membuat cerpen dengan gaya remaja seperti mba Fanny karena saya merasa masa itu sudah jauh terlewati, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba bukan..!? 


" Wah…banyak juga nih yang pesta minggu ini Yul…! tahu darimana ?” Tanya Nita sedikit takjub melihat daftar acara resepsi pernikahan yang diberikan oleh Yuli.
“ Ya sudah, ngga perlu tahu. Yang penting lo pilih deh mana yang kita mau datangi “ Balas Yuli. Nita tak langsung menjawab, mulutnya masih disibukkan dengan mengunyah baksonya. Nita hanya berpikir dalam hati “ wah..kalah gue sama Yuli, minggu kemarin gue cuma dapat 3 tempat resepsi sekarang Yuli dapat 6 tempat resepsi “
“ Heh..kok malah bengong !? yang mana..?”
“ Sabar dong Yul..gue juga lagi mikir nih..!”
‘’ Mikir apa mikir ? ‘’ Gurau Yuli yang geli melihat Nita yang tak memberi kesempatan mulutnya beristirahat dari mengunyah, untungnya setiap makan selalu Nita yang bayarin. ‘’ Kalau aku yang bayarin..,wah bisa bangkrut deh.. !’’
‘’ Iya...iya, sabar atuh non ! ntar gue habisin dulu nih... ‘’ ujar Nita sambil meminum es teh manisnya. ‘’ Eh..yang ini aja deh Yul.. ! dilihat dari gedungnya kayaknya oke nih.. ‘’
‘’ Ya sudah, gue sih terserah elo.. !. Yang penting kita bisa seneng-seneng, iya nggak.. !? Ujar Yuli disambut tawa Nita.
Sejak sebulan yang lalu, kedua sahabat kental ini memang punya kegiatan yang cukup unik. Mereka datang ke tempat resepsi pernikahan dan berpura-pura jadi orang yang diundang, padahal mereka hanya bermaksud mendapat kesempatan mencicipi makanan sepuas-puasnya dan tentu saja gratis. Tentunya tempat-tempat yang mereka datangi juga telah mereka seleksi atau paling tidak acara resepsi milik kalangan menengah keatas sehingga makanan yang adapun terjamin menggugah selera makan. Ide unik itu dari Yuli yang mendengar gerutu kakaknya Nadya yang mendapati amplop dari tamu di pesta pernikahan mereka yang hanya berisi uang seribu rupiah.
“ Ih..nggak tahu malu tuh orang…!” gerutu Kak Nadya yang didengar oleh Yuli.
‘’ Kenapa sih kak ? penganti baru kok jutek gitu... !?’’
‘’ Bagaimana ngga kesel..masak hari gini masih ada yang kasih amplop isinya cuma seribu rupiah ‘’
‘’ Hah..beneran tuh kak.. ?’’
‘’ Ya iyalah..masak aku bohong sih.. !?’’
‘’ Dari siapa kak ?’’
‘’ Mana aku tahu ? wong diamplop tidak ada namanya ‘’
‘’ Yah..namanya juga pesta di kampung kak. Barangkali temen bapak atau temen kakak sendiri sedang bokek, atau barangkali ada orang yang cuma mau numpang makan ‘’ Ujar Yuli sambil tertawa cekikikan.

Saat Yuli mengutarakan ide anehnya pada Nita, tak disangka ternyata mendapat sambutan yang antusias padahal Nita termasuk anak dari keluarga berada. Tapi memang itulah Nita, dengan tubuh lumayan bongsor ia memang terkenal doyan makan. Dan salah satu hobby dari Nita adalah ikut orang tuanya datang ke resepsi pernikahan dari teman kerja papanya, walau saat Nita mengatakan itu pada Yuli sempat membuat Yuli tergelak..” hobby  kok..kondangan ?”
“ Hai Yul...sedang apa nih..!?” Sapa Adit yang membuat Yuli dan Nita agak terkejut karena tak menyadari kehadirannya. Buru-buru Nita menyembunyikan kertas yang tadi di pegangnya.
“ Eh..itu kertas contekan ya..?” Tanya Adit sambil bergurau.
“ Ih..sembarangan, ini coret-coretan puisi tau...!” Kilah Nita sedang Yuli hanya senyum-senyum saja. Walau dalam hatinya dia agak khawatir kalau apa yang mereka bicarakan diketahui Adit. “ Wah..mau ditaruh mana muka gue..?” Pikir Yuli.
“ Kalau memang contekan, ngga apa-apa lagi..! siapa sih yang ngga pernah nyontek. Eh Yul.. ! hari minggu kita jalan yuk.. ‘’ Ujar Adit yang membuat hati Yuli sedikit lega karena ternyata Adit tak mengetahui apa yang mereka rencanakan.
‘’ Jalan kemana.. ? ‘’ Tanya Yuli
‘’ Ya.. kemana kek ! yang penting bisa seneng-seneng “
“ Ehm..ehm..gue ganggu ya ?” Ujar Nita sambil berdehem dan berniat bangkit dari duduknya.
“ Ngga kok Nit..!” Balas Yuli sambil memegang tangan Nita .
“ Aku lihat dulu ya.. Dit, kalau aku tak ada kegiatan..aku mau “
“ Eh..kayaknya tiap minggu kamu sibuk terus.., punya kegiatan apa sih ?”
Ada deh..! biasalah urusan cewe..” Sela Nita yang membuat Adit sedikit jengkel, sedang Yuli hanya tersenyum.
“ Ya..oke deh ! tapi sepulang sekolah, aku tetap bisa mengantarmu pulang kan Yul..?” Tanya Adit yang sedikit sebel karena pertanyaannya selalu Nita yang menjawab, dan Aditpun berlalu setelah melihat Yuli merespon pertanyaannya dengan anggukkan kepala.
            
Setelah berpisah dengan Nita yang menaiki mobil jemputan pribadinya, Yuli menghampiri Adit yang sedang menunggu. Aditpun langsung membukakan pintu Honda Jazznya buat Yuli, hal itu membuat cewek-cewek lain yang melihat merasa iri.
“ Aku heran sama kamu Yul, sudah beberapa minggu ini setiap minggu siang kamu selalu tidak ada di rumah. Ada kegiatan apa sih..? jangan-jangan kamu pergi sama cowok lain ya..?” Tanya Adit masih penasaran.
“ Iiiih..cemburu ya..? ngga kok, percaya deh…”
“ Ya tapi kenapa setiap minggu..?”
“ Lho..kan sudah di kasih tahu Nita tadi. Kalau ini urusan cewek..”
“ Iya..tapi urusan apa dong ? masak aku ngga boleh tahu sih..!” Yuli hanya tersenyum-senyum saja mengetahui Adit makin penasaran. “ Begini deh.., minggu ini ngga apa-apa aku nga bisa ngajak kamu jalan tapi minggu depan, sekaliiii saja kamu mau ikut denganku..ya ? pliiiiiiiiiss ! “ Pinta Adit sambil merajuk. Yuli tercenung, sebenarnya ia tak akan menolak mendengar ajakan Adit tapi bila ia sudah terlanjur janji sama Nita tentunya Yuli lebih memilih menepati janjinya dengan Nita.
“ Lho..kok malah bengong sih, bagaimana..mau nggak ?” Tanya Adit membuyarkan lamunan Yuli.
“ Emmm..gimana ya ? lihat nanti deh..memangnya ada apa sih “
‘’ Pokoknya bilang oke aja dulu, kalau oke nanti baru aku kasih tahu. Yang pasti ini bukan cuma urusan cowok ’’
‘’ Yee...nyindir nih.. ? ‘’ Ujar  Yuli yang disambut tawa Aditya

* * * * * * * * * *

“ Ck..ck..ck..banyak banget ambilnya Nit..! nanti ngga bisa cobain cicipin yang lain lho…” Ujar Yuli pada Nita saat mereka mengambil potongan-potongan daging kambing guling.
“ Tenang Yul...dijamin masih muat kok..!” Balas Nita sambil menepuk-nepuk perutnya.
“ Iya deh...percaya !“ Ujar Yuli sambil cekikikan. Sambil menyantap daging kambing guling itu Nita menatap beberapa menu makanan yang terhampar di hadapannya, seakan-akan menantang untuk segera di santap. Sepiring daging kambing guling di santapnya dalam sekejap, Yuli hanya tersenyum geli melihat cara makan sahabatnya itu.
“ Huh...hah...pedes Yul ! gue mau ambil minum dulu Yul...” Ujar Nita sambil megap-megap kepedasan. Nita ke tempat aneka macam minuman berada, setelah membawakan Yuli segelas coctail Nita kembali lagi untuk mengambil semangkuk bubur ayam.  Sedang kan Yuli sibuk memperhatikan kedua mempelai yang terlihat tersenyum bahagia sambil menjabat tangan para tamu yang mengucapkan selamat. Dilihat dari beberapa ornamen yang menghias ruang resepsi juga wajah-wajah para tamu yang datang sepertinya memang kedua mempelai dari keluarga yang cukup berada. Dan Yuli agak sedikit risih ketika ia membandingkan pakaian yang ia kenakan dengan pakaian yang di pakai oleh para tamu yang datang.
‘’ Hei...malah bengong ! gimana mau cicipin semua kalau bengong terus... ‘’ Tegur Nita mengagetkan Yuli.
‘’ Ah..sialan lo. Ngagetin gue aja... ! ‘’
‘’ Nggak usah pakai acara bengong kaleee... ! nanti makanannya keburu habis..”
‘’ Biarin aja..yang ini aja belum habis ‘’
‘’ Ya sudah cepet habisin, nanti nyesel lho... !’’ Ujar Nita mulai melahap bubur ayamnya. Yuli meneruskan makannya sambil menyisihkan irisan-irisan cabai rawitnya karena ia mulai merasa kepedasan. Namun saat Yuli sedang meneguk coctailnya tiba-tiba ia merasa ada yang menyentuh pundaknya.
‘’ Lho.... ! katanya ngga mau datang Yul...’’ Sapa Adit tiba-tiba. Karena kaget minuman yang sudah terlanjur ada di mulut nya tersembur keluar, sedang Nita suapan buburnya tertelan tanpa sempat dikunyah karena tak kalah kagetnya. Adit segera mengambilkan tissue untuk Yuli dan diterima Yuli dengan malu-malu, wajahnya bersemu merah karena tak menyangka bertemu Adit disini.
‘’ Pelan-pelan dong Yul... ! masih banyak kok...’’ Gurau Adit yang membuat Yuli makin tersipu.
‘’ Kok kamu ada disini Dit.. ?’’ Tanya Yuli basa–basi untuk menghilangkan rasa malunya.
‘’ Ya iyalah..., ini kan resepsi pernikahan kakakku. Kamu sendiri kok mau datang kesini, dapat undangannya ya..?’’ Adit balik bertanya, Yuli tergagap dan bingung mau jawab apa. Untunglah Nita cepat tanggap.
‘’ Gue yang ajak Dit ! gue yang diundang mempelai prianya, dia sahabat gue..’’ Ujar Nita asal.
“ Oh...ya..!?” Adit tergelak dalam hati, karena dia tahu benar Nita cuma berbohong. Tak mungkin Nita bersahabat dengan kakaknya karena selama ini kakaknya itu bekerja pada perusahaan minyak asing di Kalimantan, lagipula semua undangan para tamu Aditlah yang mengurusnya sehingga paling tidak ia tahu siapa-siapa yang diundang.
“ Ya sudah..dilanjut deh menikmati makanannya. Aku tinggal dulu ya Yul...” Ujar Adit. Sepeninggal Adit, Yuli dan Nita saling berpandangan dan berusaha menahan tawa mereka. Ada rasa geli dan juga malu yang meliputi perasaan Yuli dan Nita karena tak menyangka bertemu Adit dan rasa malu mereka makin bertambah ketika tahu bahwa sahabat-sahabat Adit di sekolah juga datang. Yulipun akhirnya hanya bisa menahan malu bila berpapasan dengan teman-teman Adit di sekolah. “ ngga kondangan lagi non...!?’’ Gurau mereka. Yuli hanya bisa terdiam sambil bergumam dalam hati...” ngga lagi-lagi deh...!!!”


* * * *  00 OOO 00  * * * * *






7 komentar:

Unknown mengatakan...

pertamaxxxxxxx

Unknown mengatakan...

unik idenya. hahhaa..kasihan deh mereka. ketangkep basah kuyup ni yee....boleh juga tuh cerpennya.

BrenciA KerenS mengatakan...

weleh kata siapa ga bisa.. ini baguuss???!!!

Clara Canceriana mengatakan...

aku juga pernah terpikir tuh dulu buat ngelakuin makan gratis di kawinan, tapi takut XD

sukses buat tulisannya ^^
gaya bahasanya udah ringan nih

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

datang malam hari :)

AISHALIFE-LINE mengatakan...

heheh mantab cerpennya bro.

Bahauddin Amyasi mengatakan...

Wah, ternyta Mas Noor bisa juga bikin cerpen gaya ABG ya...
Selamat deh...
hehe...


Lama nggak berkunjung, jadi kangen, sob...

Posting Komentar